Jumat, 29 April 2011

Mengapa Kita Menulis?

Ada banyak alasan yang mendorong atau memotivasi seseorang untuk menulis. Tulisan yang dimaksud di sini adalah tulisan dalam arti luas. Bukan cuma tulisan ilmiah di jurnal-jurnal akademis, melainkan mencakup jenis-jenis tulisan lain. Termasuk di antaranya, tulisan yang terkadang dikategorikan sebagai bukan tulisan serius.

Saya akan mencoba menguraikan beberapa alasan yang mendorong kita menulis. Sebetulnya, sangat jarang terjadi, hanya ada alasan tunggal yang mendorong kita menulis. Yang lebih sering terjadi adalah terdapat beberapa alasan sekaligus, yang satu sama lain saling memperkuat dan akhirnya mendorong kita menulis. Namun, untuk menyederhanakan dan mempermudah, alasan-alasan itu akan saya paparkan satu-persatu.

Pertama, kewajiban. Ya, suka atau tidak, Anda harus mengakui bahwa banyak orang menulis karena “terpaksa.” Siapa yang memaksa? Tentunya, yang bisa memaksa adalah mereka yang memiliki otoritas untuk melakukan hal itu. Anda sendiri mungkin pernah mengalami hal ini.

Misalnya, seorang siswa SD harus menulis sebuah karangan karena disuruh oleh gurunya. Seorang mahasiswa harus menulis skripsi di bawah bimbingan dosen, sebagai syarat jika si mahasiswa ingin lulus dari universitas. Sedangkan seorang karyawan atau staf harus menulis laporan perusahaan karena ditugaskan oleh atasannya.

Kedua, memberi informasi. Terlepas dari soal penting-tidaknya isi informasi, semua tulisan tentu saja mengandung informasi. Tetapi ada jenis tulisan tertentu yang memang sangat kuat mengandung unsur tersebut.

Sebuah tulisan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah jelas merupakan sumber informasi yang berharga dalam disiplin ilmu bersangkutan. Tulisan itu sangat mungkin dijadikan rujukan oleh para ilmuwan lain dalam suatu komunitas ilmiah. Tulisan karya wartawan di suratkabar dan majalah umumnya juga bertujuan memberi informasi pada publik. Memberi informasi merupakan fungsi utama suatu media.

Ketiga, mendidik. Jika seorang guru menulis diktat kuliah untuk para mahasiswa atau buku bacaan untuk anak-anak, tindakannya itu mengandung unsur pendidikan. Penulis yang bertujuan mencerdaskan para pembacanya berarti menulis dengan tujuan mendidik.

Keempat, menghibur. Menulis naskah lawakan atau lelucon, atau naskah untuk sinetron, bisa dibilang bertujuan menghibur atau membuat orang gembira. Jangan remehkan hal ini, karena ini sudah merupakan bisnis besar. Di balik setiap sinetron atau film, bahkan program hiburan seperti Extravaganza yang ditayangkan di Trans TV, ada sekian banyak penulis naskah yang bekerja siang-malam untuk membuat para penonton gembira.

Kelima, mengritik. Jika Anda menulis surat pembaca, yang isinya mengeluhkan pelayanan PLN, PAM, Telkomsel, Lion Air, dan sebagainya, berarti Anda menulis kritik. Hal yang sama terjadi jika Anda menulis petisi, untuk memprotes kebijakan tertentu pemerintah. Misalnya, petisi yang memprotes kenaikan harga BBM.

Keenam, mempengaruhi. Menulis artikel di media, yang isinya mendesak pemerintah agar mengubah kebijakannya dalam suatu kasus tertentu, adalah salah satu contohnya. Lewat tulisan itu, Anda ingin mempengaruhi para pengambil keputusan di pemerintahan, agar mereka mengambil kebijakan yang berbeda dari yang sekarang diberlakukan.

Jika di masa kampanye pemilu, Anda membuat tulisan yang isinya mempromosikan atau memuja-muji salah satu parpol atau kandidat presiden, Anda juga dapat dianggap berusaha mempengaruhi publik. Tujuannya, apalagi kalau bukan mendukung dan memenangkan parpol atau kandidat presiden tersebut.

Ketujuh, mencari nafkah. Ya, sudah jelas bahwa banyak orang menggantungkan nafkah hidupnya dari pekerjaan menulis. Jurnalis, novelis, cerpenis, eseis, penulis naskah iklan, dan lain-lain adalah contoh para penulis profesional, yang menafkahi hidupnya dari pekerjaan menulis. Jadi, ada tujuan komersial dari kerja menulis tersebut, dan ini sah-sah saja.

Ketujuh, mengekspresikan diri. Berbeda dengan uraian di atas, banyak juga orang yang menulis sekadar sebagai sarana untuk mengekspresikan diri atau kepuasan batin. Mereka tidak mencari popularitas, juga tidak mencari uang. Contohnya: adalah orang yang menulis buku harian secara teratur setiap hari. Orang lain tidak membaca isi buku harian itu, yang memang sangat bersifat pribadi.

Contoh lain yang sederhana adalah menulis puisi atau surat cinta kepada orang yang Anda cintai. Dalam setiap kata dan kalimat yang Anda torehkan di situ, Anda mencurahkan perasaan dan cinta. Anda tidak minta dibayar untuk menulis surat cinta itu.

Beberapa niat sekaligus:

Nah, banyak dari kita memiliki berbagai niat dan tujuan sekaligus, ketika menulis sesuatu. Seorang jurnalis yang menuliskan laporan mendalam tentang korban lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur, mungkin punya berbagai tujuan.

Banyak kalangan menyalahkan PT. Lapindo Brantas sebagai pihak yang seharusnya bertanggungjawab atas kasus lumpur, yang sudah berlangsung sejak 2006, tetapi masih menyisakan banyak persoalan. Ribuan warga masih belum menerima ganti rugi penuh, yang dijanjikan. Sementara PT. Lapindo Brantas angkat tangan, dengan mengatakan kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk memberikan “santunan” sesuai yang dijanjikan. Apalagi terjadi resesi ekonomi global, yang sangat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.

Dalam kondisi demikian, si jurnalis mungkin punya beberapa niat sekaligus:

  • Pertama, mengritik pemerintah, yang dianggap lalai atau lamban dalam menyelesaikan kasus lumpur Lapindo.
  • Kedua, menyampaikan informasi terbaru kepada masyarakat tentang kondisi ribuan warga, yang menjadi korban lumpur.
  • Ketiga, mempengaruhi para pengambil kebijakan di pemerintahan pusat dan daerah, agar segera bertindak menyelesaikan masalah lumpur.
  • Keempat, mengekspresikan rasa prihatin dan sedihnya, setelah melihat langsung penderitaan para warga korban lumpur.
  • Kelima, dan lain-lain.

Teknik Menulis Berita

Seorang jurnalis harus terampil menulis berita. Hal ini terutama berlaku untuk jurnalis yang bekerja di media cetak atau media online, di mana produk berita yang dihasilkan akan dikonsumsi oleh khalayak luas dalam bentuk teks tertulis.

Namun, setiap hari terjadi jutaan peristiwa. Apakah semua peristiwa itu layak dijadikan berita? Jika demikian halnya, tidak mungkin halaman suratkabar yang terbatas itu akan sanggup memuatnya. Maka, sebelum kita membahas teknik penulisan, akan sedikit disinggung tentang kritera kelayakan berita.

Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita. Selain itu, mereka juga memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional (editorial policy). Kriteria kelayakan berita itu bersifat umum (universal), dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang lain. Sedangkan kebijakan redaksional setiap media bisa berbeda, tergantung visi dan misi atau ideologi yang dianutnya.


Perbedaan visi, misi dan ideologi ini akan berpengaruh pada sudut pandang atau angle peliputan. Dua media yang berbeda bisa mengambil sudut pandang yang berbeda terhadap suatu peristiwa yang sama. Bandingkan, misalnya, cara pandang redaktur harian Kompas dan Republika terhadap RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, yang telah memancing kontroversi sengit di sejumlah kalangan belum lama ini.


Terakhir, tentu saja segmen khalayak yang dilayani tiap media juga berbeda-beda. Keinginan media untuk memuaskan kebutuhan segmen khalayak tersebut secara tak langsung juga berarti melakukan seleksi terhadap apa yang layak dan tidak layak diliput. Trans TV, misalnya, memilih khalayak dari kalangan sosial-ekonomi menengah ke atas. Majalah Femina membidik pasar kaum perempuan berusia menengah ke atas, yang tinggal atau bekerja di perkotaan. Sedangkan Radio Hardrock FM mengejar pasar kaum muda di Jakarta.

Kelayakan Berita

Berikut ini adalah sejumlah kriteria kelayakan berita, yang bersifat umum untuk semua media:

Penting. Suatu peristiwa diliput jika dianggap punya arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tentu saja, media tidak akan rela memberikan space atau durasinya untuk materi liputan yang remeh. Kenaikan harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan sebagainya, jelas penting karena punya dampak langsung pada kehidupan khalayak.


Aktual. Suatu peristiwa dianggap layak diliput jika baru terjadi. Maka, ada ungkapan tentang berita “hangat,“ artinya belum lama terjadi dan masih jadi bahan pembicaraan di masyarakat. Kalau peristiwa itu sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut berita “hangat,” tetapi lebih pas disebut berita “basi.” Namun, pengertian “baru terjadi” di sini bisa berbeda, tergantung jenis medianya. Untuk majalah mingguan, peristiwa yang terjadi minggu lalu masih bisa dikemas dan dimuat. Untuk suratkabar harian, istilah “baru” berarti peristiwa kemarin. Untuk media radio dan televisi, berkat kemajuan teknologi telekomunikasi, makna “baru” adalah beberapa jam sebelumnya atau “seketika” (real time). Contohnya, siaran langsung pertandingan sepakbola Piala Dunia.


Unik. Suatu peristiwa diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Orang digigit anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa. Contoh lain: Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah setiap hari, itu kejadian rutin dan biasa. Tetapi, jika seorang mahasiswa menembak dosennya, karena bertahun-tahun tidak pernah diluluskan, itu unik dan luar biasa. Di sekitar kita, selalu ada peristiwa yang unik dan tidak biasa.


Asas Kedekatan (proximity). Suatu peristiwa yang terjadi dekat dengan kita (khalayak media), lebih layak diliput ketimbang peristiwa yang terjadi jauh dari kita. Kebakaran yang menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Ghana, Afrika. Perlu dijelaskan di sini bahwa “kedekatan” itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau kedekatan geografis. Ada juga kedekatan yang bersifat emosional. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, misalnya, secara geografis jauh dari kita, tetapi secara emosional tampaknya cukup dekat bagi khalayak media di Indonesia.


Asas Keterkenalan (prominence). Nama terkenal bisa menjadikan berita. Sejumlah media pada Juni-Juli 2006 ini ramai memberitakan kasus perceraian artis Tamara Bleszynski dan suaminya Teuku Rafli Pasha, serta perebutan hak asuh atas anak antara keduanya. Padahal di Indonesia ada ratusan atau bahkan ribuan pasangan lain, yang bercerai dan terlibat sengketa rumah tangga. Namun, mengapa mereka tidak diliput? Ya, karena sebagai bintang sinetron dan bintang iklan sabun Lux, Tamara adalah figur selebritas terkenal.


Magnitude. Mendengar istilah magnitude, mungkin mengingatkan Anda pada gempa bumi. Benar. Magnitude ini berarti “kekuatan” dari suatu peristiwa. Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter pasti jauh lebih besar dampak kerusakannya, dibandingkan gempa berkekuatan 3,1 skala Richter. Dalam konteks peristiwa untuk diliput, sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan 10.000 buruh, tentu lebih besar magnitude-nya ketimbang demonstrasi yang cuma diikuti 100 buruh. Kecelakaan kereta api yang menewaskan 200 orang pasti lebih besar magnitude-nya daripada serempetan antara becak dan angkot, yang hanya membuat penumpang becak menderita lecet-lecet. Semakin besar magnitude-nya, semakin layak peristiwa itu diliput

Human Interest. Suatu peristiwa yang menyangkut manusia, selalu menarik diliput. Mungkin sudah menjadi bawaan kita untuk selalu ingin tahu tentang orang lain. Apalagi yang melibatkan drama, seperti: penderitaan, kesedihan, kebahagiaan, harapan, perjuangan, dan lain-lain. Topik-topik kemanusiaan semacam ini biasanya disajikan dalam bentuk feature.


Unsur konflik. Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga menarik untuk diliput. Ketika ppahlawan sepakbola Perancis, Zinedine Zidane, “menanduk” pemain Italia, Marco Materrazzi, dalam pertandingan final Piala Dunia, Juli 2006 lalu, ini menarik diliput. Mengapa? Ya, karena sangat menonjol unsur konflik dan kontroversinya. Bahkan, kontroversi kasus Zidane ini lebih menarik daripada pertandingan antara kesebelasan Perancis dan Italia itu sendiri.


Trend. Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media. Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, suatu gaya mode tertentu yang unik, perilaku kekerasan antar warga masyarakat yang sering terjadi, tawuran antarpelajar, dan sebagainya.


Dalam memilih topik liputan, bisa saja tergabung beberapa kriteria kelayakan. Misalnya, kasus mantan anggota The Beatles, John Lennon, yang pada 1980 tewas ditembak di depan apartemennya di New York oleh Mark Chapman. Padahal beberapa jam sebelumnya, Chapman sempat meminta tanda tangan Lennon. Chapman mengatakan, ia mendengar “suara-suara” di telinganya yang menyuruhnya membunuh Lennon.


Mari kita lihat kriteria kelayakan berita ini. Pertama, Lennon adalah seorang selebritas yang terkenal di seluruh dunia (unsur keterkenalan). Kedua, penembakan terhadap seorang bintang oleh penggemarnya sendiri, jelas peristiwa luar biasa dan jarang terjadi (unsur keunikan). Ketiga, meskipun peristiwa itu terjadi di lokasi yang jauh dari Indonesia, para penggemar The Beatles di Indonesia pasti merasakan kesedihan mendalam akibat tewasnya Lennon tersebut (unsur kedekatan emosional). Dan seterusnya.

Mengenal Jenis-jenis Berita

secara sederhana, dilihat dari isinya atau konten berita, ada dua jenis berita yang sering dimuat di media massa, yakni hard news dan soft news.

Hard News

Sesuai dengan namanya, hard news adalah berita-berita yang isinya bersifat “keras,” dan mendesak untuk segera disampaikan ke khalayak. Misalnya: berita tentang tsunami di Jepang dan berbagai bencana alam lain; pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, atau berbagai kejahatan lain; kecelakaan kereta api, pesawat, mobil; peristiwa politik-keamanan; terorisme; dan sebagainya.

Soft News

Berbeda dengan hard news, soft news adalah berita yang isinya bersifat “lunak” atau ringan, dan biasanya tidak mendesak untuk segera disampaikan ke khalayak. Misalnya, berita-berita yang menyangkut dunia hiburan dan selebritas (Marshanda memutuskan untuk berjilbab; Brad Pitt bercerai dengan istrinya, dan lalu tinggal bersama Angelina Jolie; perkawinan kedua Pasha Ungu; dan lain-lain).

Kalau dilihat dari struktur, bentuk, atau format beritanya, kita kenal dua jenis berita, yakni straight news dan feature.

Straight News

Straight News adalah jenis berita yang bersifat langsung, lugas, tanpa basa-basi, dalam mengungkapkan hal penting yang mau disampaikan kepada pembaca. Di sini tidak akan kita temukan kalimat yang berbunga-bunga atau bertele-tele.

Karena sifatnya itu, straight news sangat erat berhubungan dengan hard news. Berita yang isinya bersifat ”keras” dan sangat penting bagi khalayak memang sudah sepatutnya disampaikan secara lugas dan langsung.

Struktur straight news ini sudah baku. Biasanya straight news dibuka atau dimulai dengan informasi yang paling penting, kemudian ke informasi pendukung yang kurang penting, dan begitu seterusnya, sampai akhirnya ditutup dengan informasi yang dianggap paling tidak penting. Struktur semacam ini dinamakan struktur “piramida terbalik.”

Sebuah straight news yang baik setidaknya isinya harus mencakup unsur 5W + 1H (what, why, who, when, where + how) atau apa, mengapa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

Misalnya:

Sebuah bus antarkota jurusan Jakarta-Semarang luluh lantak akibat menabrak pohon besar di pinggir Jalan Sutasoma, Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/3) dinihari. Tiga puluh penumpang cedera akibat kecelakaan yang terjadi pada pukul 01.40 WIB itu, empat di antaranya luka parah.

Sopir dan kenek bus Eka Jaya itu melarikan diri sehingga tak bisa dimintai keterangan. Polisi menduga, kecelakaan terjadi akibat sopir Suparman mengantuk sehingga tanpa sadar menggerakkan setir ke kiri, dan membuat bus itu meluncur serong ke luar jalan dan akhirnya menabrak pohon.

Para penumpang yang luka saat berita ini ditulis masih dirawat di RSUD Tegal. Perusahaan bus Eka Jaya sudah berjanji akan mengganti biaya pengobatan dan membayar kompensasi lain untuk para korban.

Unsur-unsurnya:

Apa : Kecelakaan bus antarkota Jakarta-Semarang

Mengapa : Kecelakaan terjadi akibat sopir diduga mengantuk.

Siapa : Sopir Suparman, kenek, polisi, para penumpang, perusahaan bus

Eka Jaya.

Kapan : Senin, tanggal 20 Maret, puku 01.40 WIB

Di mana : Jalan Sutasoma (Tegal); RSUD Tegal.

Bagaimana : Karena sopir mengantuk, tanpa sadar ia menggerakkan setir ke kiri, dan membuat bus itu meluncur serong ke luar jalan dan akhirnya menabrak pohon. Para penumpang masih dirawat di RSUD, tetapi perusahaan bus sudah berjanji akan membayar seluruh biaya pengobatan dan ganti rugi lain.

Feature

Berbeda dengan straight news, feature adalah jenis berita atau tulisan khas yang strukturnya bersifat luwes, tidak kaku. Dalam penulisan feature, jurnalis bebas menggunakan gaya bahasa yang bersifat cair, ringan, mudah dicerna, dan mengalir. Panjangnya bebas, sejauh masih menarik dibaca.

Struktur feature tidak mengikuti rumus “piramida terbalik.” Informasi terpenting tidak harus dimasukkan di alinea pertama, namun bisa disisipkan di tengah tulisan, misalnya. Sebuah feature bahkan bisa dibuka dengan kutipan puisi atau potongan syair lagu.

Feature biasanya memuat informasi yang tahan waktu. Artinya, informasi itu tidak mendesak untuk segera diberitakan. Feature yang ditulis sekarang bisa dimuat di suratkabar minggu depan, tanpa menimbulkan masalah berarti.

Topik feature biasanya adalah hal-hal menarik yang menyangkut kehidupan manusia atau human interest. Misalnya, profil seorang tokoh pejuang lingkungan, kehidupan sehari-hari nelayan di Marunda, tantangan yang dihadapi seorang guru di daerah terpencil, dan sebagainya. Feature juga bisa mengangkat topik yang terkait dengan ilmu pengetahuan (yang disajikan secara populer), kesehatan, wisata, seni, budaya, dan sebagainya.

Contoh feature (dikutip utuh dari Teknik Menulis Feature Majalah Tempo):

Brury, seorang petugas patroli, punya pengalaman paling sial Jumat malam yang lalu.

Pukul 4.30 sore ia lapor ke kantor. Lima menit kemudian, selama berpatroli dengan pakaian seragam, lampu senternya jatuh. Ketika membungkuk untuk memungutnya kembali, celananya sobek di bagian pantat.

Pukul 5.15 sore, ia mecoba menolong seekor anjing yang menggonggong. Sejam kemudian ia dirawat karena kakinya digigit anjing.

Segera setelah pukul 7.00 malam ia kesenggol mobil ngebut. Pengemudinya seorang detektif narkotik yang sedang menguber padagang heroin.

Pukul 9.50 ia dipanggil ke sebuah bar untuk melerai pertengkaran. Setengah jam kemudian, ia dirawat karena luka-luka di kepalanya akibat pukulan botol wiski. Perawatan dilakukan di pusat kesehatan masyarakat setempat.

Brury kembali ke rumah sakit itu lagi pukul 11.40 malam setelah menguber tersangka perampokan. Kaki kanannya terkena kaca ketika ia jatuh.

Setelah meninggalkan rumah sakit, ia kembali ke kantor polisi pukul 12.05 dini hari untuk mengakhiri tugasnya. Tapi waktu itu seorang pengendara motor menabrak dari belakang mobil dinas Brury di lampu lalu lintas. Sekali ini, ia tidak terluka.

Akhirnya pukul 12.30 Brury pulang, Ketika ia sampai di tempat parkir, ia menerima satu laporan polisi lagi. Dicuri: sebuah sepeda motor Honda, STNK nomor B 1995 GK. Pemiliknya: Brury, umur 31 tahun, tinggal di Gang Kenari 27.

Reporter yang menulis cerita Brury sebagai feature, dan tidak menuliskannya sebagai berita, memperoleh hasil yang baik dari bahan yang tersedia. Feature itu pantas dimuat di halaman pertama, sedangkan sebagai berita sedikit sekali nilainya. Bila dibuat berita, bentuknya seperti ini:

Brury, seorang petugas patroli, dirawat karena luka-luka kecil (ringan) pada tiga insiden terpisah Jumat malam. Polisi itu juga mengalami kecelakaan mobil ringan.

Brury, 31 tahun, digigit anjing pukul 5.15 sore, kepalanya terkena botol wiski di bar pada pukul 09.50 malam; dan kakinya luka karena pecahan kaca ketika ia jatuh dalam suatu pengejaran pukul 11.27. Ia dirawat dan kemudian dibolehkan pulang dari pusat kesehatan masyarakat setempat setelah kecelakaan itu.

Suleman, 38 tahun, penghuni Jalan Kebyar nomor 19, ditangkap dan dituduh menyerang polisi pada satu pertengkaran di bar.

Mobil dinas Brury sedikit rusak ketika ditabrak dari belakang oleh mobil yang dikemudikan Ny. Amenah di persimpangan Kuningan pukul 12.05 hari ini. Tidak ada seorang pun yang luka.

Perhatikan bahwa berita lebih banyak menyampaikan informasi mengenai kecelakaan dalam cerita itu, dan tidak menyebut-nyebut materi yang tidak punya nilai berita -- tapi penting ~-- seperti celana sobek. Reporter berita bisa dengan mudah mengambil keputusan untuk meninggalkan cerita tentang pencurian motor, karena itu terpisah dan tidak langsung berhubungan dengan cerita tentang luka atau hampir luka yang dialami seorang polisi. Cerita mana yang lebih menarik? Cerita mana yang lebih informatif? Cerita yang mana yang lebih enak ditulis?


Cara Menulis Straight News

Untuk calon jurnalis pemula, terlalu berat untuk langsung belajar menulis feature. Itu membutuhkan bahasan tersendiri. Namun, para pemula sebaiknya belajar dulu menulis straight news, sebagai ”jurus dasar” sebelum belajar bentuk-bentuk tulisan lain yang lebih rumit.

Struktur Berita:

Struktur ini adalah: (1) judul, (2) lead, (3) body

Judul : bagian tulisan yang berisi informasi ringkas terpenting dari berita tersebut

Lead : alinea pertama sebuah tulisan yang berisi informasi terpenting yang harus

disampaikan dengan segera

Body : bagian yang merupakan tubuh berita yang menyampaikan informasi lebih

terperinci

Karakter Berita

l Lead harus kuat

§ straight news lead: langsung ke pokok permasalahan

§ soft news lead: tidak langsung ke pokok permasalahan, namun mengangkat hal yang dianggap paling menarik

l Struktur: piramid terbalik

l Informasi latar belakang / paragraf yang menjelaskan.

l Paragraphing: berdasarkan pokok masalah/isu, kronologi (waktu), nara sumber, tempat kejadian, dll. à biasa ditandai dengan sub judul

l Alinea: masing-masing alinea berisi satu pokok pikiran.

l Bahasa yang dipakai harus hemat dan jelas, serta memenuhi kaidah pemakaian bahasa untuk jurnalistik

l Tidak ditulis dengan berprasangka

l Faktual: hanya berlandaskan fakta, opini pelapor tak boleh masuk di dalamnya

l Fair, jujur

l Balanced/cover both side: melaporkan kedua sisi

l Akurat

l Ditulis secara colorful, tidak kering

l Lengkap menjawab 5W + H

l Menerangkan unsur-unsur kejadian termutakhir

l Angle/sudut pemberitaan harus tajam

l Tidak melanggar kode etik jurnalistik

l Tidak membuka peluang untuk diperkarakan orang lain

Struktur Piramida Terbalik

n Alinea pertama merupakan intisari gagasan

n Gagasan-gagasan pada alinea-alinea berikutnya merupakan pengembangan gagasan pada alinea di atasnya.

n Urutkan fakta penting, kurang penting dan tidak penting, secara sistematis dari awal ke ujung cerita.

n Perhatikan kata kunci yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf berikutnya.

n Hindari pengulangan, kecuali dirasa perlu untuk penekanan/penjelasan.

Judul dan Daya Pikat

l Dalam aktivitas sehari-hari di redaksi media massa, sebenarnya menulis judul merupakan tanggung jawab redaktur (editor). Ia merangkum tulisan dari beberapa reporter menjadi suatu round up news stories atau feature.

l Reporter boleh – malah disarankan – membuat judul untuk laporan yang ditulisnya. Namun keputusan terakhir ada di tangan redaktur.

l Hal ini karena redakturlah yang menentukan sudut pandang (angle) yang akan diambil serta merangkum berbagai laporan dan data base lainnya (dari hail survei, riset, laporan keuangan, serta bahan-bahan sekunder lainnya.

Judul yang Memberi Informasi

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat judul yang baik

Membawa informasi (telling the story), bukan label head

Contoh:

l Ribuan Rumah Rusak di Bengkulu dan Sumbar

l Hari Ini Tarif Jalan Tol Naik

l Megawati Ajukan Diri Menjadi Calon Presiden

l Laba Bank Mandiri Naik 240%

l Menjelang Lebaran Jalur Pantura Masih Dalam Perbaikan

l Tunggak Pajak Rp 45 Miliar, WN Inggris Disandera

Label Head

Bandingkan judul-judul tadi dengan judul-judul berikut:

l Tiga Sebab Mengapa Rakyat Mengeluh ke DPR

l Program Rekapitalisasi Perbankan

l Jakarta Sore Ini

l Tentang Korupsi di KPU

l Menakertrans di Depan DPR

l Rektor UI tentang Aksi Mahasiswa

l Jakarta Menjelang Pemilu

l Penertiban Rumah Liar di Kampung Sawah

l Kriminalitas Menjelang Hari Lebaran

Informasi apa yang Anda peroleh dari judul seperti ini? Tak lebih dari sekadar petunjuk bahwa berita tersebut akan berbicara tentang Tiga Sebab Mengapa Rakyat Mengeluh ke DPR. Apa saja sebab itu? Anda tak langsung mendapat informasi.

Judul seperti ini disebut label head, sama saja dengan petunjuk di toko buku MANAJEMEN, HOBBY, AGAMA dll. Judul label head tidak memiliki kata kerja (verb) atau predikat sehingga kita tak tahu what-nya, yang justru merupakan unsur terpenting di dalam berita

Judul yang Tidak Jelas

l Ada juga judul yang tak bisa digolongkan label head, namun tak memberi cukup informasi kepada pembaca. Judul yang diberikan memang bisa memancing minat orang untuk membaca, namun kalimat tersebut kurang sempurna dalam menyampaikan berita. Setelah membaca judul orang masih belum tahu apa yang akan disampaikan berita tersebut sehingga ia harus membaca lead-nya.

Contoh-contoh:

l Tewas Dibunuh Mitra Selingkuh

l Calon TKW Ditipu PPTKI

l Merampok di Jakarta, Tertangkap di Salatiga

l Membangun Apartemen, Menjaga Komitmen

l Para Preman Ditertibkan

l Pemerintah Berikan Sumbangan

l Mulut Mega Bau Solar - yang menjadi perkara di pengadilan karena dianggap mencemarkan nama baik Presiden

Ringkasan Isi Cerita

l Prinsip penting lain yang tak boleh diabaikan pada straight news adalah suatu judul harus merupakan ringkasan isi cerita atau inti kejadian.

l Gunakan kata benda yang spesifik dan penuh warna, serta kata kerja aktif yang hidup untuk menceritakan kejadian, hanya dengan beberapa kata saja.

l Bila lead merupakan intisari berita, maka judul adalah intisari lead. Maka peraslah inti dari seluruh informasi yang disampaikan menjadi satu kalimat ringkas, padat dan informatif.

Contoh-contoh:

l Jamsostek Ancam Seret Penunggak Kredit ke KP2LN

l Medco dan Exspan Jajaki Beli Ladang Gas Malampaya

l BMU Alihkan Pengelolaan Tol Ciawi-Sukabumi ke Ceria

l PGN Siapkan 3 Mega Proyek Berinvestasi US$ 2 Miliar

Headline

Headline harus ringkas. Penulis harus mampu memeras intisari berita menjadi 5-8 kata saja. Bahkan judul pun bisa ditulis hanya dalam 2-3 kata saja tanpa kehilangan inti pesannya:

Contoh:

l Soeharto Mundur

l Kabinet Di-reshuffle

l STPDN Dibubarkan

l Krakatau Meletus

l Bom Meledak di Depan Kedubes Australia

l SBY Menang Mutlak

l Persija Digunduli 8-0

Apabila judul terlalu panjang, penyampaian informasi menjadi terasa lamban.

Bukan Kalimat Bertanya

Berita harus memberi informasi yang merupakan jawaban keingintahuan pembaca. Jadi jangan membuat judul dengan kalimat bertanya. Jangan pula membuat pembaca menebak-nebak setelah membaca judul berita.

l Kebijakan Wajib Gunakan Seat Belt Akan Dihapuskan?

l Megawati Akan Mundur?

Lebih baik:

l Kebijakan Wajib Gunakan Seat Belt Akan Ditinjau Kembali

l Megawati Diisukan Mundur

Penggunaan Kicker

Merumuskan judul berita yang melaporkan peristiwa pada umumnya tak terlalu sulit. Namun dalam melaporkan berita yang berasal dari pemaparan pendapat narasumber, kita harus berhati-hati. Jangan sampai judul yang dibuat seakan-akan pernyataan atau opini si pembuat berita.

Untuk menghindari kesan ini, gunakan kicker, yang mengantar pembaca ke inti persoalan.

Kicker biasanya dibuat menurut nama orang yang memberikan pernyataan, jabatan, atau instansi yang mengeluarkan keterangan.

Panglima TNI Jenderal Endriartono:

Darurat Militer di Aceh Masih Diperlukan

Arbi Sanit:

Golkar Sebaiknya Tak Ikut Pemilu

Lead

Lead adalah paragraf pertama suatu berita/feature yang digunakan untuk memancing pembaca agar membaca isi tulisan lebih lanjut

Lead sangat menentukan apakah suatu berita atau feature akan dibaca orang atau tidak.

News Lead dan feature lead menggunakan pendekatan yang berbeda.

News Lead

l Peran news lead bukanlah sekadar memikat orang untuk membaca berita. Ia juga bertugas untuk menyampaikan dengan segera segala sesuatu yang perlu diketahui khalayak.

l Lead ditulis dengan jelas dan bahasa yang padat dan menggunakan pendekatan 5 W + 1 H.

l News lead dibagi menjadi straight (hard) news lead dan soft news lead.

l Straight news lead: langsung ke pokok permasalahan dengan mengangkat unsur what atau who (predikat dan subject) yang merupakan fakta terpenting suatu peristiwa atau masalah yang dilaporkan.

l Sedangkan soft news lead: tidak langsung ke pokok permasalah dan lebih mengangkat aspek keterangan (object) dengan mendahulukan salah satu dari empat unsur lainnya: when, where, why, dan how

Laporan Peristiwa

Hari ini kabinet bersidang selama lima jam di Bina Graha. Sidang memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) rata-rata 10%. Harga baru BBM ini mulai berlaku pukul 00.00. Pengumuman kenaikan harga BBM tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Bina Graha. Keputusan ini diambil pemerintah untuk mengurangi subsidi yang dikeluarkan pemerintah.

l What: harga BBM naik

l Why : untuk mengurangi subsidi yang dikeluarkan pemerintah

l Who : (1) kabinet (2) Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro

l When: (1) hari ini (untuk sidang kabinet dan pengambilan keputusan) (2) mulai pukul 00.00 malam ini (untuk pemberlakuan harga baru BBM)

l Where: Bina Graha

l How : (1) sidang berlangsung selama lima jam (2) naik rata-rata 10%

How Lead

l Setelah bersidang selama lima jam di Bina Graha, pemerintah hari ini memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak rata-rata 10%. Keputusan ini berlaku mulai pukul 00.00 nanti malam.


Why Lead

l Untuk meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah mengurangi subsidi dan mutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata 10%, terhitung pukul 00.00 malam ini.

Where Lead

l Di Bina Graha siang ini, sidang kabinet memutuskan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata 10%, terhitung pukul 00.00 malam ini.

When Lead

l Mulai pukul 00.00 malam ini harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik rata-rata 10%, sebagaimana keputusan Pemerintah dalam sidang kabinet tadi siang.

l Siang ini, sidang kabinet memutuskan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar rata-rata 10%, terhitung pukul 00.00 malam ini.

Who Lead

l Pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10% dan harga bahan bakar minyak (BBM) rata-rata 10% mulai pukul 00.00 malam ini, sebagaimana diputuskan pemerintah pada sidang kabinet siang ini.

l Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) rata-rata 10% mulai pukul 00.00 malam ini.

What Lead

l Harga BBM naik rata-rata 10% mulai pukul 00.00 malam ini. Keputusan ini diambil pemerintah siang tadi.

What Lead sangat langsung (straight to the point) menyampaikan pokok permasalahan yang menjadi esensi perhatian masyarakat.

Daftar Pustaka

Materi Kuliah Teknik Penulisan Efektif – Drs. Teguh Poeradisastra, MM

Teknik Menulis Feature – Majalah Tempo